Jumat, 19 Juli 2019

Teruntuk Tanggal Indah

Hari ini tanggal 19 bulan Juli tahun 2019. Tanggal indah mengingatkan ku pada zaman dulu, saat dimana orang orang seusiaku berlomba lomba untuk punya pacar ditanggal cantik untuk memamerkannya lewat social media. Ada rindu, ada gelik tawa jika mengingatnya. Dulu, aku punya kisah cinta yang rumit untuk seumuran anak SMP hingga kelas 2 SMA, aku sudah ingin tidak mengingatnya karena kisah itu sudah kusimpan rapat rapat dihati paling sudut, benar sekali. Hingga saat ini, perjalanan cintaku sejak SMP hingga SMA kelas 2 masih jadi yang terindah. Sebenarnya di SMA aku bertemu banyak pria baik tapi sedikit yg kuingini, sehingga kisahku terasa hanya sampai saat kelas 2 SMA dan dimulai lagi setelah aku mulai berkerja.

07 Agustus 2015 setelah kelulusan SMA-ku pada bulan Mei ditahun yang sama, aku bekerja di salah satu perusahaan yang cukup besar yang ada disekitar rumahku, hanya 5 menit dari rumah jika ku lalui dengan membawa sepeda motor, 6 bulan pertama aku bekerja, aku merasa dalam situasi yang baru, lingkungan baru, bertemu dengan banyak orang-orang baru dari berbagai daerah, mereka perantauan. Aku baru memasuki dunia kerja tapi 6 bulan pertama terasa nyaman karena berada di sekeliling orang-orang yang menerimaku. Di penghujung 2015 tepatnya bulan November, aku jatuh cinta dengan seseorang di perusahaan tersebut untuk kali pertama, namanya best. Awalnya, kita hanya saling pandang ketika pergantian sift, dia lawan siftku pada saat itu, berlangsung sekitar 2 bulan kita hanya tatap tatapan gajelas, aku follow Instagram nya dan dia yang pertama mengirim DM di IG, chat terus menerus singkat cerita dia minta untuk kita move BBM pada bulan Februari 2016. Setiap hari walaupun beda sift kita memberi kabar masing masing, memberi perhatian satu sama lain, aku jatuh cinta sejak kali pertama bertemu, sikapku mungkin dia sudah tahu bahwa aku menyukainya, sungguh tidak bisa ku sembunyikan setiap ia lewat tempat kerjaku, mata ini tidak bisa dikendalikan untuk tidak melihatnya, kisah kita berlangsung 10 bulan tanpa kejelasan, akhirnya aku memilih pergi dan tidak berharap lagi, walau pun ia memperhatikanku, memberikan kado boneka kesukaan ku pada hari ulang tahunku pada bulan September tahun itu, tapi status tidak ia berikan, aku menyerah dibulan November 2016. Disela-sela percintaanku yang tidak berhasil itu, setelah satu tahun aku bekerja, aku kehilangan teman satu pekerjaanku, dia seniorku, Leli namanya. Dia yg menjadi teman bicaraku, teman istirahatku, teman berbagi pada saat itu. Dia mengundurkan diri karena beberapa alasan dan yang kutahu salah satunya, tidak nyaman. aku sempat bertanya "apa yang membuat tidak nyaman?" Dan dia bilang "nanti km juga akan merasakan" setelah kejadian itu. Setelah Leli resign, aku mulai kuliah di salah satu universitas swasta di wilayahku mengambil jurusan ilmu komunikasi seperti yang aku bilang pada cerita sebelumnya, aku bekerja dengan sistem sift. 3 sift pada saat itu, jadi setiap aku sedang sift 2 aku tidak bisa kuliah karena jadwal kuliah ku dari jam 6-9 malam Senin-Jumat, iya, aku ambil kelas regular malam namun ku jalani selama aku mampu membagi waktu. Balik lagi soal pekerjaanku.
Aku kira, kehilangan sosok Leli tidak akan merubah apapun tapi beberapa bulan setelah Leli mengundurkan diri, pekerjaanku terasa tambah berat karena aku sendiri yang harus mengurusi persiapan pekerjaanku, hanya aku. Beberapa bulan setelahnya, ada pengganti Leli, sungguh aku tidak ingin menyebutkan namanya karena aku membencinya, hingga saat ini. Sebut saja si manja. Si manja itu, masuk menggantikan Leli. 1-4bulan ku wajari dia tidak bisa melakukan apapun, sungguh kuwajari karna notabennya dia masih anak baru, kan? Aku mengajari ini itu,.memberi tahu ini itu supaya kita bisa berbagi tugas dan cape sama-sama (tidak ada yang cape sendiri).
Pada awal tahun 2017, aku menemukan laki-laki baru, sebenarnya aku dulu menganggapnya teman, dia mau dipanggil teddy. adanya dia membuat pekerjaanku lebih ringan karena dulu dia berpindah dari satu team ke team yg lain, cuma dia tidak tetap ada di teamku, sangat terbantu adanya dia, dia orangnya tidak membentak, lebih ramah cara bicaranya,, sungguh Teddy orang baik, aku suka kepribadiannya tapi masih suka sebagai teman. Waktu aku hendak pulang membereskan perlengkapan pekerjaanku, Teddy meminta pin BBM ku, kukira wajar karena kita hendak berteman jd saling contact jika ada perlu. Februari hingga Maret chat dengan Teddy terasa sangat intens, tidak mengerti selanjutnya ke arah mana namun aku bersikap biasa, bulan April, Teddy menyukai satu perempuan yang membuatnya jadi orang yang berbeda, kubiarkan hingga hanya sebulan ia kembali mengabariku dan bilang menyesal telah hilang kabar denganku, aku masih bersikap biasa sampe bulan Juli, entah apa kejadiannya, kita mulai berpacaran pada bulan itu dan Alhamdulillah masih sampai saat ini dengannya, mudah? Tidak. Dia seperti awal kita berkenalan? Tidak. Aku akan ceritakan sosok Teddy di tulisanku selanjutnya.. Balik lagi ke cerita si manja, berjalan hampir 1 tahun dengan si manja ini, aku merasa lelah karena bekerja team tetapi terasa berkerja sendiri, dalam teamku ada 7 orang. Yang membuatku lebih merasakan beban lagi adalah adanya 1 orang laki laki yang bermuka banyak. Yang seolah bisa mengandalkan dirinya sendiri disaat pekerjaan tsb adalah pekerjaan team, namanya wibisana, itu nama akhirnya. Ada satu waktu dimana aku habis habisan dibentak olehnya hanya karena aku merasa lelah, 1 kali oke gapapa, 2 kali toleransi lagi, ketiga kalinya im done, aku gabisa ngalah terus. Dia ngomong aku jawab sampe berantem di tempat kerja dan dia menendang barang yang sudah aku kerjakan, seenak itu. Sungguh aku baru tahu yang dirasakan Leli setelah 1 tahunan lebih aku bekerja team dgn mereka. Dua orang sudah membuat ku tidak nyaman dalam pekerjaan team itu. Aku punya teman lain tapi berbeda team, namanya Fitri, dijah, ati, Ani, Maya, Devia, Silvi, rasanya aku tidak bisa menyebutkan banyak hal. Intinya diluar pekerjaan teamku, aku memiliki banyak teman yg membuatku nyaman. Diluar pekerjaan ya. 2017 tepatnya bulan Juli, saat itu tidak lama setelah lebaran,.akhirnya aku membulatkan niatku untuk mengundurkan diri. Karena tidak nyaman dan ditambah waktu kuliahku yang bentrok. Sebenarnya berat untukku pribadi pada saat itu,.disisi lain,.aku sudah merasa tidak nyaman bekerja dengan teamku, tetapi jika aku meninggalkan ini, berarti aku jg meninggalkan orang orang yang ada di perusahaan itu, diluar teamku.. keputusan amat berat namun harus kulalui, aku menangis sejadi jadinya pada saat aku berpamitan dengan staff yang lumayan dekat, namanya pak Marsidi, aku resign pada saat dia yang menjadi staffku, dia sempat melarang ku tapi aku bersikeras untuk tetap mengundurkan diri, dia bertanya "kenapa km nangis, ini keputusanmu sendiri" katanya, lalu dengan air mata aku menjawab "sebenarnya aku tidak mau, tapi aku jg tidak ingin terus disini" setelah itu aku berpamitan dengan teman temanku, sungguh hal yang gak mudah meninggalkan orang-orang yang sudah dekat apalagi setiap sift 3 kita tidur bareng hanya beralas kardus, setiap hari saat sift 3 seperti itu, bersama Devia, Fitri, dijah, Silvi, Ani, Maya, dan Leli yang keluar lebih dulu juga sempat tidur berbagi kardus denganku..

Aku sudah benar benar keluar dari perusahaan itu,..
meninggalkan orang-orang yang masih sangat ingin kutemui setiap hari tapi akupun harus melanjutkan hidupku..
Diposisi ini, aku baru mulai mengerti arti perjalanan hidup yang tidak mudah dan penuh kejutan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar